Sistem Kuliah di Jerman

Sistem Kuliah di Jerman

Halo semuanya!

Kali ini aku mau bahas sistem kuliah di Jerman, supaya kalian punya gambarannya ketika ingin melanjutkan studi di Jerman. Semoga bisa membantu yaa, kalau mau tanya-tanya silakan isi di kolom komentar.

1. Jenis-jenis Perguruan Tinggi

Nah sebenarnya ada banyak jenis perguruan tinggi, tapi aku hanya akan bahas 3 yang paling umum. Sebelum memilih jenis perguruan tinggi, kalian perlu tau tujuan kalian kuliah terlebih dahulu agar tidak salah langkah, karena tiap perguruan tinggi punya kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Mereka semua bagus kok, disesuaikan saja dengan cita-cita dan tujuan kalian!

  • Universität „Uni“ (Universitas)

Jika kalian lebih suka dengan teori dan penelitian keilmuan, cocok nih masuk ke Uni. Di Uni banyak banget mata kuliah pilihan yang bisa kalian ambil, sehingga bisa disesuaikan dengan bakat dan minat kalian. Btw, aku kuliah jurusan Geosains di Uni Jena, 40% dari seluruh mata kuliah itu pilihan dan aku bisa bebas memilih. Oiya, selain itu banyak banget kelas yang tidak ada absensi. Mahasiswa punya banyak banget kebebasan selama kuliah deh. Nah, tapi ini juga bisa menjadi tantangan besar untuk mahasiswa yang belum tau tujuan hidupnya, karena bisa kehilangan orientasi dan malah bermalas-malasan.

  • Technische Universität „TU“ (Universitas Teknik)

Sebenarnya TU memiliki sistem yang mirip dengan Uni, hanya saja di sini jurusan-jurusannya dikhususkan untuk ranah teknik dan ilmu alam.

  • Fachhochschule „FH“ (Universitas Terapan)

Berbanding terbalik dengan Uni, di FH kalian lebih banyak belajar praktiknya dibandingkan dengan teorinya. Mayoritas mata kuliahnya pun wajib dan sudah dipaket, sehingga hanya ada sedikit pilihan ketika kuliah. Di sebagian besar jurusan di FH, kalian harus melakukan „Vorpraktikum“ (magang pra-kuliah) sebelum tahun pertama kuliah dan di akhir tahun kuliah akan ada „Pflichtpraktikum“ (magang wajib).

2. Tipe Kelas Kuliah

Kuliah di Jerman bisa bolos? Yoeh, hehehee...

  • Vorlesung (Kuliah Umum)

Di kuliah umum sistemnya cenderung 1 arah sih. Dosen mengajar, murid mendengar. Sebenarnya ada diskusi juga, cuman tidak terlalu banyak. Saat kuliah umum juga tidak ada sistem absen. Jujur aku sering banget bolos kuliah umum karena menurutku bisa dipelajari sendiri di rumah. Pernah ada pengalaman unik, jumlah mahasiswa yang terdaftar ada 50 orang lebih, tetapi di kelas hanya muncul 3 orang wkwkk. Sebenarnya kasihan sama dosennya juga sih kalau kelasnya sepi, jadinya aku hanya datang ke kelas yang sepi. Aku introvert orangnya, jadinya kalau kelas penuh justru tidak fokus untuk belajar. Nah karena kelasnya tidak ada absensi, jadinya siapapun juga boleh ikut kuliah, walaupun kalian bukan mahasiswa dari jurusan atau universitas tersebut.

  • Übung (Kuliah Latihan)

Nah kalau di kuliah latihan ini banyak banget sesi diskusi dan tanya jawabnya. Terkadang mahasiswa juga diharuskan untuk presentasi di depan kelas. Kelasnya hidup banget sih, jadi siap-siap aja kalau tiba-tiba kamu ditanya oleh dosenmu dan disuruh memberikan pendapat dan penjelasan. Kalian juga diajarkan untuk berpikir kritis dan berani menyatakan opinimu. Walaupun terkadang tidak ada absensi, kuliah latihan selalu penuh karena di sini mahasiswa bisa saling berdiskusi. Kelas latihan itu dibagi menjadi banyak grup yang terdiri dari belasan orang saja, sehingga proses diskusi pun bisa lancar.

  • Tutorium (Kuliah Tutor)

Kuliah tutor ini mirip dengan kuliah latihan, hanya saja proses pembelajaran dilakukan oleh asisten dosen yang biasanya adalah kakak tingkat kalian. Di sini juga tidak ada absensi sama sekali dan biasanya hanya didatangi oleh mahasiswa yang punya pertanyaan atau membutuhkan bimbingan khusus. Tenang aja, asdosnya baik-baik kok. Kalian juga bisa belajar bersama teman-teman seangkatan kalau kalian memang tipe orang yang tidak bisa belajar sendiri.

  • Laborpraktikum (Kuliah Laboratorium)

Kalau yang ini sudah pasti ada absensi ya, bahkan dinilai dan ada tugas membuat laporan juga. Alat-alat lab di Jerman sangat lengkap dan modern semua, sehingga memungkinkan tiap mahasiswa bisa memegang alatnya masing-masing. Walaupun aku kuliah di Uni, tetapi aku juga banyak mendapatkan kelas lab loh.

  • Geländeübung (Kuliah Lapangan)

Nah kuliah lapangan ini hanya ada di jurusan yang banyak praktik di luar kampus. Contohnya jurusan Geosains banyak banget field trip ke hutan, bukit, sungai, dll. Jurusanku banyak kuliah ke luar kota juga loh.

3. European Credit Transfer System (ECTS)

Sistem ECTS sebenarnya agak mirip dengan system SKS di Indonesia, hanya saja terdapat beberapa perbedaan. Untuk menyelesaikan studi Bachelor (S1) diperlukan 180 ECTS, 210 ECTS, atau 240 ECTS, dan itu semua tergantung jurusan kalian. Sedangkan untuk Master (S2) diperlukan 120 ECTS atau 150 ECTS. Jika kalian ingin lulus tepat waktu untuk Bachelor 3 tahun dengan 180 ECTS, maka kalian perlu mengambil 30 ECTS per semester. Nah 1 ECTS itu setara dengan 25-30 jam belajar selama 1 semester.

4. Jenis-jenis Ujian

Ujian dan kuliah merupakan hal yang semi-terpisah. Kalian bisa ikut kuliah tanpa ikut ujian, artinya kalian cuman ingin mendapatkan ilmu dari kuliah yang diberikan oleh dosen dan tidak membutuhkan mata kuliah tersebut untuk ijazah kalian. Tetapi jika kalian ingin mengikuti ujian, maka kalian wajib datang ke kuliah-kuliah yang ada, kecuali memang kuliahnya tidak ada sistem absensi.

Apa nasibnya apabila tidak lulus ujian? Jika kalian tidak lulus ujian di mata kuliah X, maka kalian akan diberikan kesempatan remedial sebanyak 2x untuk mata kuliah X tersebut. Kalau ternyata kalian tidak lulus dalam 2x kesempatan yang ada, maka kalian akan otomatis kena Exmatrikulation alias drop out. Jadinya jangan berani-beraninya pakai sistem kebut semalam ya kalau kuliah di Jerman, hehee.

  • Klausur (Ujian Tertulis)

Ini tipe ujian paling umum sih. Ya mirip UAS di Indonesia lah, hanya saja di Jerman tidak ada pilihan ganda saat ujian. Kalian dituntut untuk berpikir kritis dan memahami konsep, jadinya soalnya ya esai semua deh. Walau kalian salah jawaban akhir namum caranya sudah benar, kalian tetap akan dapat poin besar kok. Di sini ada istilah “Folgefehler” yang artinya jawaban akhirmu salah namun caramu sudah benar.

  • Mündliche Klausur (Ujian Lisan)

Mungkin ujian lisan bisa jadi momok yang paling menakutkan untuk mahasiswa asing. Sistemnya tergantung oleh masing-masing dosen. Ada dosen yang menyuruh kita presentasi di depan kelas dan kita sudah diberi tema sebelum harinya. Ada pula dosen yang memberikan pertanyaan dadakan sehingga kita harus menjawabnya saat itu juga. Kalau pertanyaannya susah ya apes deh kalian wkwkk.

  • Übungen (Latihan-latihan)

Kalau ini bisa dibilang mirip dengan ulangan mingguan. Jadinya tiap minggu kalian dapat tugas dan akan dinilai. Di akhir semester, nilai dari tiap tugas akan dirata-rata dan dijadikan nilai akhir.

  • Bericht (Laporan)

Laporan ada banyak macam, seperti laporan praktikum (Praktikumsbericht), laporan lapangan (Geländebericht), laporan laboratorium (Laborbericht), dan laporan proyek (Projektsbericht). Tipe ujian ini mengajarkan kalian untuk melaporkan hasil kerja kalian.

  • Hausarbeit (Makalah)

Tipe ujian ini memakan waktu yang paling lama. Umumnya makalah terdiri dari minimal 10 halaman dan membutuhkan banyak literatur. Di sini kalian bisa belajar untuk melakukan literasi dan mengembangkan kemampuan analisis dan menulis kalian. Puyeng banget nulis makalah dalam Bahasa Jerman wkwkk.

  • Portfolio (Portofolio)

Kalau kalian dapat mata kuliah dengan tipe ujian ini, kalian harus siapin tenaga dan waktu tambahan. Yaps, tipe ujian ini tuh gabungan dari beberapa tipe ujian yang sudah dibahas di atas. Artinya untuk lulus mata kuliah tersebut, kalian harus menyelesaikan beberapa jenis ujian yang sudah dibahas tadi.

 5. Sistem Nilai

Sistem nilai di Jerman bisa dibilang cukup rumit dan berbeda jauh dengan sistem nilai dari negara lain. Sebenarnya tidak ada acuan fixnya, terkadang dosen membuat range nilainya sendiri jika rata-rata kelas berbeda dengan standard yang sudah ditetapkan. Terkadang kamu bisa lulus walaupun nilaimu <50% asalkan rata-rata kelasnya lebih kecil dari itu. Sebagai gambarannya, acuan nilai yang paling umum terlihat seperti ini:


Sebagai tambahan, di beberapa universitas ada yang memberikan nilai acuan dengan sistem ECTS. Misalnya rata-rata akhir ijazahmu adalah 2,7 alias C+, padahal kamu adalah lulusan terbaik di tahun tersebut. Nah di ijazahmu akan ada nilai A untuk ECTS grade sebagai keterangan tambahan. Tabel detailnya terlihat seperti ini:


Okei sekian dulu ya pembahasan mengenai sistem kuliah di Jerman. Semoga tulisan ini bisa memberikan gambaran ke kalian yang ingin melanjutkan studinya di Jerman. Jangan patah semangat dan terus berjuang meraih asa!


"Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak." - Mazmur 37:5


Perjalanan meraih asa.

Komentar

  1. Hallo kak, Sorry out of topic, mau tanya saat terjemahin raport kls 12 untuk syarat stk, sbyk brp lembar ya? Saya bingung krn raport kls 12 terdiri dr pengetahun + keterampilan ( 4 lembar / semester). Jadi klo terjemahin semua jd 8 lembar. Banyak sekali yah. Apa harus diterjemahin semuanya??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, yang dibutuhkan cuman bagian pengetahuan kelas 12 kok (semester 5 dan 6).

      Hapus
  2. Hallo Frans, apakah waktu kamu masuk Uni itu ada dinilai dengan NC seperti jurusan kedokteran ? Jika iya, bagaimana menghitung NC, soalnya anak kami dari UniAssist diinfo nilai NC nya secara ijazah hanya dapat 1.9. Apakah masih ada kemungkinan untuk apply jurusan kedokteran, padahal infonya sekarang NC harus antara 1.0 s.d. 1.4. Apa sdr. Frans tahu cara perhitungan nilai NC jika digabungkan dengan nilai FSP. Rumusnya ? apakah NC Ijazah 50% dan NC FSP 50% atau ada seperti apa ? thanks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, kebetulan jurusan saya non-NC. Iya benar, NC untuk jurusan kedokteran sangatlah tinggi sekitar 1.0-1.2 tergantung universitas. Nilai NC itu nilai rata2 dari nilai ijazah Indo yang sudah dikonversi oleh UniAssist dan nilai Feststellungsprüfung Studienkolleg. Jadi jika nilai anak bapak/ibu 1.9, maka saat Studienkolleg harus dapat nilai FSP rata2 minimal 1.0 dan hasilnya 1.5. Atau jika tidak dapat segitu, setidaknya harus menjadi lulusan terbaik di Studkol tersebut. Disarankan untuk mendaftar pilihan pertama di universitas yang terletak di negara bagian yang sama dengan lokasi Studienkollegnya karena akan mendapatkan poin tambahan (disarankan daftar juga di universitas2 lain). Nilai bahasa Jerman saat Studienkolleg juga harus kategori "sehr gut".
      Sebagai data, ini infonya saya dapat dari universitas saya: mahasiswa asing akan mendapatkan jatah 8% kursi jurusan kedokteran, di jurusan kedokteran Uni-Jena tahun 2017 terdapat 840 mahasiswa asing yang mendaftar dan yang diterima hanya 13 mahasiswa asing dengan nilai rata-rata 1.0.
      Option lain seandainya tidak diterima dan masuk daftar tunggu: ikut ujian TMS dan jika nilainya bagus bisa diterima. Bisa juga magang atau Ausbildung sebagai perawat selama menunggu hasil.
      Saran saya siapkan juga plan B seandainya memang nilai tidak memungkinkan untuk jurusan kedokteran. Semangat untuk anak bapak/ibu!

      Hapus
    2. Terima kasih Frans atas info dan penjelasannya yang sangat lengkap dan jelas.

      Kami memang sudah buat beberapa backup plan antara lain menunggu certificate A-level bulan Agustus nanti serta ambil Cambridge English AS level untuk melengkapi persyaratan.
      Harapannya bisa dipakai untuk aplikasi ke kedokteran dan jurusan lain apabila NC hasil dari Stk dan ijazah tidak mendekati NC yang ditentukan.

      Apakah Frans tahu info grade yang harus dipenuhi jika pakai A-level dan AS Level ?
      Dari info yang kami dapatkan ada yang mengatakan harus 3 level A di mana 2 subject harus A* dan 1 subject itu A.

      Lalu ada 1 level AS.
      Pertanyaan kami, apakah tahu grade English AS minimum harus apa untuk kedokteran ? kan ada A s.d. E.

      Lalu mengenai ujian TSM, sepertinya hanya ada di bulan Mei di Jerman ya ? sedangkan anak kami sepertinya Stk di Indonesia sehubungan sulit mendapatkan visa.

      Terima kasih banyak ya sdr. Frans.

      Hapus
  3. Hallo kak, aku kan baca blog kakak yang tentang persiapan studi ke jerman. Nah kakak bilang ikut tes penempatan di goethe, itu apa aja kak yang di persiapin supaya bisa sampai di level B2.1 ? sistem/jenis soal di tes penempatan itu seperti apa kak?

    terimakasih kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, contoh soal2 placement test ada di websitenya Goethe-Institut kok. Di internet juga ada banyak placement test online gratis dari beberapa lembaga lain, kamu bisa coba sebanyak mungkin buat dapet gambaran kira2 kamu berada di level berapa. Untuk yang Goethe-Institut, nantinya kamu akan dites membaca, menulis, mendengar, sama di akhir akan ada wawancara. Nah setelah wawancara kamu akan langsung dapat hasil bisa masuk di tingkat yang mana. Contohnya waktu tes tertulis aku dapat tingkat B1.3, namun saat wawancara aku lancar berbahasa Jerman dan yang mewawancaraiku nanya apakah aku berani untuk langsung loncat ke B2.1. Akhirnya aku beranikan ambil tingkat B2.1. Oiya, tujuan placement test ini untuk mengukur kemampuan bahasa Jermanmu seandainya sebelumnya kamu belajar mandiri atau kursus di non-lembaga. Yang perlu dipersiapkan ya sebenarnya tidak ada, kerjain soalnya aja sesuai dengan kemampuanmu saat kamu mengikuti tes. Viel Erfolg!

      Hapus
  4. Haloo frans. Boleh nanya ya. Ada bikin blog tentang step2 daftar STK gak ya? Terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar