Pernahkah kau memiliki harapan? Harapan untuk menggapai mimpi.
Harapan untuk meraih cita-cita. Harapan untuk mendapat cinta.
Asa. Harapan. Kini,
hanya menjadi harap dan angan belaka. Kau takut berjuang meraihnya. Kau takut
tak dapat menggapainya. Kau takut dengan apa yang akan kau hadapi. Kini, hanya
menjadi dongeng pengantar tidur. Menjelma menjadi mimpi kupu-kupu malam.
Terlelap terkubur dalam angan.
Akankah aku mencapainya? Dapatkah aku mewujudkannya?
Setiap orang memiliki ketakutannya masing-masing. Ya, ketakutan. Ketakutan
itu ibarat bayang-bayang. Bayang-bayang akan selalu mengikutimu ke manapun kau
pergi. Kau tak dapat mengenyahkan bayang-bayang itu. Ketika asa itu menyala
bagaikan api, kau berusaha meraihnya. Namun, ketika kau lelah, kau melihat ke
belakang, bayang-bayang itu akan semakin besar. Semakin besar seakan ingin
menerkammu. Kau takut. Kau menyerah. Kau menjauh dari api asa itu.
Kau menjauh, menjauh, terus menjauh. Bayang-bayang itu akan semakin
kecil, kecil, lenyap.
Hingga akhirnya, hanya kegelapan yang menyelimutimu. Hidup tanpa asa. Hampa.
Pada dasarnya, bayang-bayang itu adalah dirimu sendiri. Sisi gelap
dari dirimu. Kau takut pada dirimu sendiri. Kau selalu melihat bayangmu dalam
melangkah. Kau tak fokus pada api asa itu. Buyar dihancurkan oleh bayang-bayang
hitam yang tak lain adalah dirimu sendiri.
Keluarlah dari kegelapan! Tataplah api asa itu sekali lagi! Asa itu
harus diperjuangkan. Raihlah apimu tanpa menoleh menatap bayang-bayang itu.
Melangkahlah menuju apimu dan injaklah bayang-bayang itu. Ketika kau mulai
buyar, gusar, ingatlah, itu hanyalah bayang-bayang semata. Tak berarti. Siapa
yang dapat mengatur, mengendalikan, bayang-bayang itu? Dirimu sendiri!
Serpong, 20 Juli 2017
🖤
BalasHapus❤
Hapus