Persiapan dan Biaya Pra-Studi di Jerman (Kursus Bahasa – Studienkolleg – Visa)


Halo semua!

Studi di Jerman merupakan impian dari banyak orang, termasuk bagi para pelajar Indonesia. Jerman memiliki kualitas dan fasilitas yang sangat baik di bidang pendidikan dan penelitiannya. Oleh karena itu, negara ini menjadi salah satu destinasi kuliah paling favorit bagi para pelajar dari seluruh penjuru dunia.

Kuliah di Jerman membutuhkan perjuangan yang sangat besar, baik dari tenaga, waktu, dan uang. Banyak orang awam yang mengatakan bahwa sekolah di Jerman itu gratis. Sebenarnya pernyataan ini tidak sepenuhnya benar karena biaya yang perlu dikeluarkan selama proses persiapan pun tidak sedikit. Iya benar bahwa banyak sekali program beasiswa untuk tingkat master (S2) dan doktoral (S3). Namun, untuk tingkat sarjana (S1) sangat jarang institusi yang menawarkan beasiswa, kemungkinannya bahkan sangat rendah. Jika dilihat dari uang kuliah, biayanya memang jauh lebih murah dari Universitas di Indonesia, yaitu sekitar 0 € - 500 € per semester atau setara dengan 0 IDR - 8.250.000 IDR (kurs 1 € = 16.500 IDR), kecuali negara bagian Baden-Württemberg dan Bayern yang sudah mewajibkan biaya sebesar 1.500 € per semester untuk Ausländer (warga asing). Uang kuliah ini sudah mencakup akomodasi dan transportasi selama satu semester, diskon makan di Mensa (kantin kampus), perpustakaan, dan museum. Namun, kita tidak boleh melupakan biaya hidup di Jerman yang terbilang cukup mahal dan bisa mencapai 2-5 kali biaya hidup di Jakarta, ya tergantung pola hidup masing-masing juga sih.

Kali ini aku ingin berbagi pengalaman dan rincian biaya selama masa persiapan atau pra-studi untuk kuliah di Jerman. Ingat, ini rincian biaya berdasarkan pengalamanku loh ya, bisa jadi ada yang lebih murah atau lebih mahal dari yang biasanya.


Kursus Bahasa Jerman

Untuk kuliah di Jerman, para pelamar wajib memiliki tingkat kemampuan minimum Bahasa Jerman setara B1, bahkan ada beberapa Studienkolleg yang mewajibkan B2. Oleh karena itu, jika kalian benar-benar niat untuk kuliah di Jerman, sebaiknya belajar bahasa Jerman sedini mungkin dan jangan ditunda-tunda karena Bahasa Jerman merupakan bahasa yang cukup sulit dan memiliki banyak Grammatik yang membingungkan.

Pilihan tempat kursus ada banyak. Ada yang privat dan ada lembaga resmi, salah satunya adalah Goethe-Institut. Dulu sih aku belajar sendiri di rumah dari tingkat A1-B1, maklum untuk menghemat biaya. Sehabis pulang dari IESO (bagi kalian yang belum tau, kalian bisa membaca pengalamanku saat mengikuti IESO di sini), kira-kira pertengahan September, aku belajar Bahasa Jerman sendiri di rumah dari A1-B1, ya kira-kira membutuhkan waktu sekitar 3 bulan lebih dikit. Aku belajar menggunakan beberapa buku, untuk A1: Themen Neu 1 dan Studio D A1; untuk A2: Themen Aktuell 2; dan untuk B1: Themen Aktuell 3. Selain itu aku juga menonton Chanell-Youtube berbahasa Jerman, seperti EasyGerman, freeGermanlessons, Peter Heinrich, HalloDeutschschule, Deutsch lernen mit DW, LanguageSheep, dan Learn German with Anja. Untuk melatih mendengar, aku cukup sering mendengarkan lagu-lagu Jerman. Sebenarnya aku ada banyak E-book untuk belajar Bahasa Jerman, tetapi karena alasan hak cipta aku tidak akan menguploadnya di blog ini. Oya sehabis B1 selesai, aku memutuskan untuk kursus B2 di Goethe-Institut Jakarta.

Jika kalian telah memiliki kemampuan Bahasa Jerman, maka kalian dapat mengikuti Einstufungstest atau tes penempatan. Untuk mengikuti tes penempatan ini, kalian dapat langsung datang ke Goethe-Institut dan mengambil antrian khusus. Tes ini meliputi tes lesen (membaca) dan hören (mendengar) yang berupa pilihan ganda, tes schreiben (menulis), dan tes sprechen (berbicara).
   Einstufungstest : 300.000 IDR (Januari 2018)
Hasil Einstufungstest B2
Bagi yang ingin kursus di Goethe-Institut, berikut ini link detailnya.
Aku mengambil kelas superintensif selama sekitar 2,5 bulan. Berikut ini adalah rincian biaya selama aku kursus di Goethe-Institut:
   Kursus : 8.700.000 IDR (B2-Superintensif – Januari 2018)
   Tambahan : 300.000 IDR (karena kelas kurang dari 12 orang)
   Buku : 720.000 IDR (Aspekte Neu B1+) + 560.000 IDR (Aspekte Neu B2)

Untuk membuktikan tingkat kemampuan Bahasa Jerman, kalian wajib mengikuti ujian untuk mendapatkan sertifikat bahasa. Kalian tidak wajib untuk mengikuti ujian ini di tiap jenjang kok. Sertifikat bahasa yang dapat diterima oleh perguruan tinggi Jerman hanya sertifikat yang dikeluarkan oleh Goethe-Institut dan telc (tidak ada di Indonesia). Jangan lupa, sertifikat minimal yang wajib kalian miliki untuk masuk Studienkolleg adalah B1. Saranku sih, mending kalian usahain dapat B2 karena lebih banyak kemungkinan dan peluang mendapatkan Zulassung (undangan). Untuk B1, sistem ujiannya adalah per modul. Apabila kalian tidak lulus di salah satu modul, misalnya mendengar, maka kalian akan mengikuti ujian perbaikan khusus di modul yang kalian tidak lulus, yaitu mendengar. Berbeda dengan B2 yang lebih ketat. Apabila kalian tidak lulus di salah satu bagian, maka kalian wajib mengulang semuanya. Nah pastinya kalian akan dikenakan biaya lagi dong. Maka dari itu kalian harus persiapan ekstra agar langsung lulus sehingga dapat menghemat biaya.

Setelah beberapa minggu, kalian akan mendapatkan informasi apakah kalian lulus atau tidak. Apabila lulus, jangan lupa untuk minta legalisasi sertifikatnya yaa, biayanya 50.000 IDR per lembar. Pastikan jumlah legalisasinya cukup untuk mendaftar Studienkolleg, Universitas, dan pengajuan Visa. Waktu itu aku meminta 15 lembar.
   Ujian B2 : 1.800.000 IDR (Maret 2018)
   Legalisasi Sertifikat : 750.000 IDR (15 lembar)
Sertifikat B2 Goethe-Institut
Jadi, total pengeluaran untuk kursus bahasa Jerman beserta ujian dan legalisasinya sekitar 13.130.000 IDR. Ini tergolong murah karena aku belajar sendiri selama jenjang A1-B1. Bagi yang ingin kursus dari jenjang paling dasar, pasti akan mengeluarkan biaya yang lebih besar, belum lagi kalau kalian gagal ujian sertifikatnya. Persiapkan diri sebaik mungkin ya, karena bahasa adalah dasar dari kalian melakukan aktivitas di Jerman kelak.

Penerjemahan Dokumen-Dokumen

Untuk keperluan pendaftaran dan pengajuan visa, kalian perlu menerjemahkan semua dokumen ke dalam Bahasa Jerman. Kalian harus menerjemahkan dokumen ini di penerjemah tersumpah. Apabila kalian menerjemahkan dokumen ini di penerjemah tidak tersumpah, maka kalian wajib melakukan legalisasi kembali di kedutaan dan perlu membayar biaya tambahan. Daftar penerjemah tersumpah dapat kalian lihat di link ini.

Dokumen-dokumen yang perlu diterjemahkan adalah:
1.      Akte kelahiran (bagi yang belum berumur 18 tahun)
2.      Ijazah (2 halaman bolak-balik)
3.      Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional / SKHUN (2 halaman bolak-balik)
4.      Rapot kelas 12 Ganjil-Genap SMA (2 halaman – yang ada nilainya saja)

Dulu aku menerjemahkan dokumen-dokumen ini di Ibu Dwi Nugraeni Soemarsono. Ibunya sangat ramah dan biayanya lebih terjangkau apabila dibandingkan dengan penerjemah tersumpah lainnya. Kalian dapat menghubungi beliau di nomor (021) 736 3110 atau 0812 1287 4114. Setelah kalian menghubungi beliau, kalian dapat mengirimkan berkasnya ke alamat beliau di Jl. Kesehatan V No. 12 Bintaro, Jakarta Selatan 12330 via JNE, TIKI, kantor pos, atau ojek online. Setelah sekitar seminggu (atau bahkan sebulan, tergantung kesibukan beliau dan banyaknya pesanan), kalian akan ditelpon oleh beliau. Namun karena beliau sudah cukup berumur, kita harus mengambil dokumen tersebut ke rumahnya langsung. Berikut ini rincian biayanya (Maret 2018):
* Biaya per halaman terjemahan 160.000 IDR (termasuk gratis 2 set legalisasi) dan biaya legalisasi per halaman 20.000 IDR
   Penerjemahan : 1.120.000 IDR (7 halaman)
   Legalisasi : 1.820.000 IDR (7 halaman, 13 set)

Jadi, total pengeluaran untuk proses penerjemahan adalah 2.940.000 IDR. Aku mendapatkan 15 set legalisasi di mana 8 set digunakan untuk mendaftar Studienkolleg dan 2 set untuk pengajuan visa, kemudian sisanya digunakan untuk mendaftar Universitas di kemudian hari.

Pendaftaran Studienkolleg

Nah sebelum kalian bisa kuliah di Jerman, kalian harus melakukan penyetaraan SMA di Studienkolleg. Hal ini disebabkan karena sistem wajib belajar di Indonesia adalah 12 tahun, sedangkan di Jerman adalah 13 tahun. Studienkolleg dibagi menjadi beberapa kelas pendalaman, seperti T-Kurs untuk teknik dan ilmu alam non biologi, M-Kurs untuk kedokteran dan ilmu yang berhubungan dengan biologi, W-Kurs untuk ekonomi dan manajemen, dan G-Kurs untuk sastra dan filsafat. Kalian akan belajar di Studienkolleg selama 1 tahun. Apabila kalian tidak lulus di tahun pertama, maka kalian harus mengulang lagi 1 semester. Apabila kalian sampai 2 tahun tidak kunjung lulus, maka kalian akan dideportasi ke Indonesia. Untuk sekarang ini, aku hanya akan merinci biaya pendaftaran dan lama „penantian“ untuk mendapatkan Zulassung (undangan). Cara dan proses pendaftaran Studienkolleg secara detail aku akan bahas di post lainnya ya, so keep in touch yaa..

Pendaftaran Studienkolleg bermacam-macam. Kita bisa mendaftar secara langsung (direkt) atau melalui agen resmi Uni-assist. Berdasarkan pengalamanku, mendaftar langsung memang lebih enak dan responsnya jauh lebih cepat dibandingkan dengan Uni-assist, tetapi kelemahannya ya kita perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mengirim via pos ke masing-masing Studienkolleg. Sedangkan kalau mendaftar melalui Uni-assist, kita perlu mengeluarkan biaya pendaftaran yang tidak murah dan responsnya terbilang cukup lama karena membutuhkan waktu lebih dari 1 bulan, bahkan bisa 2-3 bulan. Walau begitu, kita hanya cukup mengirimkan 1 set dokumen ke Uni-assist, tidak perlu mengirimkan ke masing-masing Studienkolleg. Berikut ini adalah rinciannya:

Pendaftaran via online langsung (direkt)
1.          TU Darmstadt – online dan kirim – dikirim 10 April 2018 – 691.200 IDR (DHL) – diterima 12 April 2018 – Zulassung: 20 April 2018 via online (8 hari)
2.          FSU Jena – online dan kirim –  dikirim 12 April 2018 – 691.200 IDR (DHL) – diterima 16 April 2018 – Zulassung: 17 April 2018 via online (1 hari)
3.          Uni-Göttingen – full online – 15 April 2018 bayar pendaftaran 40 € (700.000 IDR) – uang diterima 18 April 2018 – Zulassung: 27 April 2018 via online (9 hari)

Pendaftaran via pos langsung (direkt)
1.          HS Kaiserslautern – dikirim 17 April 2018 – 581.700  IDR (DHL) – diterima 20 April 2018 – Zulassung: 25 Mei 2018 via pos (35 hari)
2.          HS Köthen-Anhalt – dikirim 17 April 2018 – 581.700 IDR (DHL) – diterima 19 April 2018 – Zulassung: 4 Mei 2018 via online (15 hari) dan pos (sebulan kemudian)
3.          ÖSW Bochum – dikirim 17 April 2018 – 581.700 IDR (DHL) – diterima 19 April 2018 – Zulassung: 23 Mei 2018 via pos (34 hari)

Pendaftaran via Uni-assist
Uni-assist adalah semacam agen resmi yang menghubungkan kita dengan pihak universitas. Kalian akan dikenakan biaya sebesar 75 € per Uni pertama dan 30 € per Uni berikutnya. Karena aku mendaftar ke dua Uni, maka biayanya adalah 75 € + 30 € = 105 €.
Uni-assist tahap 1 – online – 15 April 2018 bayar pendaftaran 105 € (1.837.500 IDR) – uang diterima 19 April 2018
Uni-assist tahap 2 – dikirim 17 April 2018 – 581.000 IDR (DHL) – diterima 19 April 2018 – Zulassung sementara: 12 Mei 2018 via online (23 hari) dan pos (58 hari)
TU Freiberg – Zulassung: 24 Mei 2018 via online (35 hari) dan pos (70 hari)
Uni-Halle – Zulassung: 9 Juli 2018 via pos (57 hari)

Karena waktu pembayaran, pengiriman, dan penantian Zulassung membutuhkan waktu yang cukup lama, lebih baik jika kalian mendaftar jauh-jauh hari sebelum Bewerbungsfrist atau batas akhir pendaftarannya. Semakin cepat kalian mendapatkan Zulassung, maka kalian dapat lebih cepat mengurus Deutsche-Bank dan kemudian mengurus visa studi. Total biaya untuk mendaftar ke 8 Studienkolleg tersebut adalah 5.547.400 IDR.

Membuka Rekening Deutsche Bank

Setelah kalian mendapatkan Zulassung, kalian bisa mengajukan pembukaan rekening. Pembukaan rekening Jerman ini bisa dilakukan melalui Deutsche Bank, Fintiba, atau X-Patrio. Ada banyak plus-minus dari ketiga penyedia jasa keuangan ini. Untuk persyaratan lengkapnya kalian bisa download di sini dan untuk formulirnya bisa download di sini. Karena aku memakai jasa Deutsche Bank, maka aku akan membahas prosedur pembukaan rekening di Deutsche Bank.

Syarat utama untuk pembukaan rekening adalah adanya tabungan minimal setara 8.640 € (10.236 € mulai tahun 2020) yang mengendap selama minimal 3 bulan di bank. Saranku kalian langsung nabung dalam bentuk Euro untuk mencegah naik-turunnya nilai tukar rupiah-euro yang terkadang tidak terduga. Soalnya pas zamanku tuh Euro melonjak dari 15.800 IDR menuju nyaris 17.000 IDR hanya dalam beberapa bulan saja. Okei, sekarang kalian harus meminta rekening koran (account statement) selama 3 bulan terakhir di bank kalian (lebih baik berbahasa Inggris, tapi pas itu aku pakai Bahasa Indonesia masih diterima kok). Selain rekening koran, kalian juga harus meminta surat referensi bank (bank reference). Ini gratis kok, walau ada beberapa bank yang meminta biaya tambahan. Untuk surat referensi bank, kalian perlu menunggu kira-kira 1 hari atau bahkan seminggu, tergantung bank masing-masing (aku sih 3 hari). Nah kalau surat referensi bank ini wajib dalam Bahasa Inggris (Jerman juga boleh, tapi jarang ada bank yang mau kasi dalam Bahasa Jerman), kira-kira isinya begini (paragraf pertama diisi oleh bank dan paragraf kedua atas permintaan kita):

As per written request of NAMA PEMILIK REKENING (boleh orang tua atau saudara kalian kok), this letter serves to inform that the Customer has maintained account(s) with us since TANGGAL PEMBUKAAN REKENING. The balance of the account(s) is ___ IDR equivalent to ___ EUR.

The letter and the information contained herein is submitted to you upon the request of the Customer to fulfill the requirement to open Blocked Account in Deutsche Bank of his son MR. FRANSISKUS LITANI SANTOSO (aku pake rekening papaku).

Setelah kalian dapat rekening koran dan surat referensi bank, kalian harus menunggu Zulassung kalian. Nah setelah itu kalian dapat mengisi form pembukaan rekening di sini. Setelah data terisi lengkap, kalian bisa bawa dokumen-dokumen lengkap kalian (jangan lupa fotokopi paspor yang ada data diri kalian dan bagian belakang paspor serta bawa paspor aslinya) ke kedutaan Jerman. Nanti kalian ngga perlu ikut antrian visa kok, saat di lokasi kalian tinggal bilang ke satpamnya kalau kalian ingin membuka rekening Deutsche Bank, nanti kalian akan diarahkan ke bagian konsulat Jerman. Nantinya dokumen-dokumen kalian akan dikirimkan oleh pihak kedutaan ke Deutsche Bank. Oya, formulirnya JANGAN kalian tanda tangani di rumah ya, pihak konsulat ingin melihat langsung pas kalian tanda tanganin formulirnya

Biayanya adalah 30 € (510.000 IDR) untuk keperluan pengesahan dokumen dan 400.000 IDR untuk pengiriman, sehingga totalnya adalah 910.000 IDR. Setelah seminggu kemudian (atau bisa sebulan), kalian akan mendapatkan email dari Deutsche Bank apakah persyaratan kalian lengkap atau bahkan bisa ditolak apabila tidak memenuhi persyaratan. Kalau permohonan pengajuan rekeningmu diterima, maka kamu akan mendapatkan Kontonummer (nomor rekening) dan IBAN (nomor internasional). Setelah kalian mendapatkan itu, kalian harus mentransfer uang sejumlah minimal 8.640 € (10.236 € mulai tahun 2020) ke rekening baru kalian. Lebih baik jika kalian mengirimkan lebih dari jumlah minimum. Nanti setelah seminggu atau lebih (tergantung bank pengirim kalian), kalian akan menerima bukti penerimaan uang dari Deutsche Bank. Nah setelah kalian dapat bukti penerimaan uang (Geldeingangbestätigung), kalian dapat mengajukan permohonan visa studi di kedutaan.

Asuransi Sementara

Sebenarnya ini bukan persyaratan wajib dari kedutaan Jerman, tetapi beberapa pihak imigrasi Jerman ada yang meminta asuransi sementara untuk syarat pengajuan visa. Oleh karena itu, pihak kedutaan Jerman pun menyarankan agar kalian punya asuransi sementara selama 3 bulan. Syarat dari asuransi sementara yang perlu kalian miliki adalah mencakup tanggungan 3 bulan pertama kalian di Jerman (90 hari) dengan jumlah tanggungan minimal 50.000 $.

Ada banyak penyedia jasa asuransi resmi yang diakui oleh Jerman dan kalian bisa lihat di sini. Aku sudah membandingkan semua penyedia jasa asuransi dan akhirnya aku memilih New Travel Safe dari  ACA Asuransi. Biaya preminya adalah 109.50 $ (1.533.766 IDR) untuk mencakup 93 hari dengan tanggungan 50.000 $.

Mengajukan dan Membuat Visa Studi Jerman

Tahapan terakhir sebelum kalian berangkat ke Jerman adalah mengajukan atau apply Visa. Sebelum kalian mengajukan permohonan pembuatan Visa, pastikan dahulu bahwa dokumen-dokumen kalian sudah lengkap. Berikut ini adalah ceklist dari syarat pembuatan Visa Studi Jerman:

Dokumen
Jumlah
Keterangan
Formulir permohonan
2
Pernyataan UU ijin tinggal
2
Pasfoto
3
Ukuran 3,5 x 4,5   keterangan tambahan
Paspor
2 + asli
Setidaknya masih berlaku 1 tahun dan ada sisa min. 3 halaman
Polis asuransi kesehatan
2 + asli
Tidak wajib, tetapi sebaiknya ada (90 hari)
Daftar riwayat hidup (CV)
2
Berbentuk tabel dan dalam Bahasa Jerman
Geldeingangbestätigung
2
Deutsche Bank, Fintiba, X-Patrio, atau memiliki keluarga di Jerman
Zulassung
2
Surat pemberitahuan terakhir Uni-assist juga bisa digunakan
Ijazah
2 + 2
2 legalisir B. Indonesia + 2 terjemahan B. Jerman
SKHUN
2 + 2
2 legalisir B. Indonesia + 2 terjemahan B. Jerman
Rapor kelas 3 SMA
2 + 2
2 legalisir B. Indonesia + 2 terjemahan B. Jerman
Surat motivasi
2
Jelaskan mengapa studi di Jerman, jurusan apa, dan Uni mana
Bukti korespondensi
2
E-mail kalian dengan Stk. atau Uni. atau Uni-assist
Sertifikat B. Jerman
2
Minimal B1
Akta lahir
2 + asli
Bagi yang belum 18+
Surat persetujuan orang tua
2 + asli
Bagi yang belum 18+

Ceklist visa nasional: download
Kelengkapan ceklist visa studi: download
Kelengkapan ceklist visa kursus bahasa: download

Setelah dokumen kalian lengkap, buatlah perjanjian atau Termin di web Kedutaan Besar Jerman. Buatlah perjanjian jauh-jauh hari karena biasanya selalu penuh. Apabila kalian ingin membatalkan perjanjian, tolong batalkan melalui link yang dikirimkan ke kalian, karena kalian bisa kena blacklist akibat tidak memberi kabar kalau kalian batal membuat perjanjian Visa.

Setelah hari-H, kalian datanglah ke Kedutaan Jerman. Usahakan datang 30 menit sebelum jadwal kalian untuk menghindari suatu yang buruk terjadi. Nantinya kalian akan diarahkan oleh satpam kedutaan dan menunggu sesuai dengan jadwal kalian. Setelah itu kalian akan melalui tempat pemeriksaan, jadi usahakan jangan bawa barang banyak-banyak untuk mempercepat pemeriksaan karena pemeriksaannya pun cukup ketat.

Nanti kalian akan diarahkan lagi oleh petugasnya dan ditanya nama kalian. Lalu kalian urutkan dokumen-dokumen kalian sesuai dengan yang tertera di dinding kedutaan. Oyaa, jangan lupa bawa pulpen yaa, karena kedutaan tidak menyediakan pulpen. Tunggulah hingga nama kalian dipanggil. Kemudian kalian akan diwawancarai oleh petugas kedutaan. Jawabnya harus yang serius yah, jangan bercanda dan mengada-ada karena petugas kedutaan berhak menolak permohonan Visa kalian. Eits, jangan lupa senyum yaa.

Setelah sukses dalam pengajuan Visa, kalian perlu bersabar dan menunggu sekitar 6-8 minggu (tergantung kesibukan imigrasi di Jerman dan kelengkapan dokumen kalian). Lama banget kann, makanya kalian harus bikin visa jauh-jauh hari sebelum kalian berangkat ke Jerman. Aku bikinnya terlalu mepet karena uang tabunganku kurang :( Aku terpaksa membatalkan 4 Aufnahmeprüfung di Stk. Darmstadt, Stk. Kaiserslautern, Stk. ÖSW Bochum, dan Stk. Köthen-Anhalt. Meski begitu, Tuhan tetap bantu aku dan aku hanya perlu menunggu Visaku selama 32 hari (+ 4 minggu).

Biaya untuk permohonan Visa adalah 60 € untuk dewasa dan 30 € untuk anak di bawah 18 tahun. Namun waktu itu (Mei 2018) aku terkena biaya 75 € atau setara 1.220.000 IDR. Pastikan uang kalian cukup dan bawa uang kecil juga.


Jadi, ini semua adalah tahapan yang perlu kalian lakukan di Indonesia sebelum kalian melanjutkan studi di Jerman. Nahh, ga “gratis” kan kalau mau kuliah di Jerman. Sebelum kalian berangkat aja butuh modal yang cukup besar. Rincian biaya ini berdasarkan pengalamanku lohh yaa, jadi tiap orang pasti berbeda-beda tergantung waktu dan cara masing-masing. Kurs IDR-EUR yang digunakan dalam tulisanku inipun merentang dari 16.200 IDR hingga 17.000 IDR per 1 €. Semangat ya buat kalian yang ingin mengejar mimpi kalian hingga ke Jerman. Dulu akupun harus bekerja keras dan nyambi kerja sekitar 1 tahun lebih untuk menutup segala kekurangan biaya. Gaada yang mustahil kok jika kalian serius mengejar mimpi kalian, Tuhan pasti akan bukakan jalan buat kalian.


Kita tahu sekarang, bahwa TUHAN turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi DIA, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana TUHAN“ – Roma 8:28


Perjuangan meraih asa.

Komentar

  1. Terima kasih infonya, sangat membantu

    BalasHapus
  2. Malam , boleh minta informasinya ga ? Untuk terjemahan dokumen ke bahasa Jerman perjalanan 160 rb dan legalisasi 20 rb . Legalisasi disini maksudnya apa ya? Apakah kita fotocopy sendiri dokumennya dan disananya cap lagi? Soalnya saya terjemahkan ditempat lain juga hanya mendapat 2 set dokumen (perlembar 200rb dan saya tanyakan ke mereka kalo mau cetak lagi harga 100rb/lbr ) dan itu sangat mahal jika misalnya saya ingin 10 set terjemahanterjemahan. Mohon informasinya , terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harga penerjemah memang beda-beda. Dulu (thn. 2018) harga legalisasi di tempat Bu Dwi (penerjemah tersumpah) adalah 20rb/hlm, itu sudah beliau fotokopikan sekaligus cap legalisasi. Untuk lebih jelasnya silakan tanyakan beliau. Coba download daftar penerjemah tersumpah yang resmi dari kedutaan Jerman. Saya tidak tahu apakah ada kenaikan harga atau tidak, yang jelas biaya setiap penerjemah memang bermacam2.

      Hapus
  3. Mau tanya, sebaiknya mulai persiapan dan daftar untuk studkol itu brp bulan sblm batasnya? misal FH A batasnya 15 Mei 2020, nah saya lbh baik mempersiapkan dokumen dan daftar ke FH A bulan apa? Trims :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saranku sih langsung daftar secepatnya setelah semua dokumen lengkap, jangan ditundah2. Mengirim dokumen kalau pakai DHL butuh waktu sekitar 3-7 hari. Lalu beberapa Uni mengirim Zulassung hanya via pos dan itu butuh waktu sekitar 1-4 minggu. Paling aman ya sebulan sebelum Bewerbungsfrist udah selesai daftar2, cuman kalo kepepet ya seminggu sebelum Bewerbungsfrist masih bisa. Buat bikin visa kamu butuh waktu sekitar 3-8 minggu. Dulu aku harus cancel 4 Studkol karna visaku belum jadi tepat waktu.

      Hapus
    2. oh gitu..trus itu Uni Gottingen yg "bayar uang pendaftaran 40 euro", itu yg ada uang pendaftarannya cuma uni tertentu atau semua uni? trus setahu kk, biasanya pendaftaran FH/Uni dibukanya bulan apa? maaf byk tanya hehe..makasih :)

      Hapus
    3. Iya, kalau kamu daftar langsung ke Uni-nya (direkt) biasanya gratis, tapi ada beberapa Uni tertentu yang ada biaya pendaftarannya, contohnya Uni-Göttingen (40 €). Kalau kamu pakai jasa Uni-assist, maka biayanya 75 € untuk Uni pertama, lalu untuk Uni berikutnya dikenakan biaya 30 €.
      Untuk pendaftaran biasanya dibuka 3-5 bulan sebelum Bewerbungsfrist (batas akhir pendaftaran), coba kamu cek di web masing2 Uni/Studkol aja.
      Untuk daftar Bewerbungsfrist sama contoh soal Anp kamu bisa cek di postku yang ini:
      https://frsantoso.blogspot.com/2018/10/kumpulan-soal-aufnahmeprufung.html

      Hapus
  4. Waa makasi banyak yaah informasinyaa, sangat berguna dan bermanfaat sekali buat aku yang berencana tahun depan studi ke jerman. sukses selaluu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2, senang bisa membantu. Sukses ya untuk persiapannya :)

      Hapus
  5. Terimakasih banyak atas semua informasinya, sangat membantu sekali.

    BalasHapus
  6. Izin kak mau tanya, saat kirim dokumen ke uni assist atau direkt, perlu ijazah + rapor bahasa Indonesia yang sudah di legalisir, atau hanya perlu yang sudah diterjemahkan + dilegalisir? Atau perlu kedua-duanya dikirim ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dua2nya harus dikirim. Kalo via online dijadiin 1 file aja (yang bahasa indo taroh di belakang). Kalo via pos juga, yang terjemahan di depan dan yang legalisir bahasa indo di belakang (semuanya kamu gabungin pake paperclip biar orangnya gampang periksa dokumenmu).

      Hapus
  7. Nilai UN berpengaruh tidak ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asalkan nilai UN-nya di atas 60 semua bisa dapet Zulassung kok, tapi ada beberapa Studienkolleg yang syarat rata2 nilai UN-nya di atas 80 (contohnya ÖSW Bochum).

      Hapus
  8. Ijin nanya kak...apa bener uang kuliah disana gratis ya??? Atau ada syarat" lgi untuk uang kuliah yg gratis???...makasi...JBU

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uang kuliah di semua universitas negeri gratis kok (kecuali negara bagian Baden-Württemberg). Tapi jangan dibayangin bener2 gaada biaya apapun loh ya, per semester ada yang namanya "Semesterbeitrag". Semesterbeitrag ini bukan uang kuliah, tapi biaya untuk transportasi publik (kereta, U-Bahn, S-Bahn, Trem, Bus, dll.), kartu mahasiswa untuk makan murah di Mensa (kantin), dan untuk perpustakaan. Range Semesterbeitrag itu 68,50€ - 534,12€ (tergantung universitas dan negara bagian), atau kalau dirupiahkan sekitar Rp 1jt - Rp 9jt per semester. Jauh lebih murah dari di Indonesia kan, tapi perlu diperhatikan juga biaya hidup di Jerman terbilang cukup mahal (sekitar 500-700 € per bulan tergantung gaya hidup dan kota tempat tinggal). JBU juga :)

      Hapus
  9. Ijin tanya kak, biasa kan ijazah keluarnya di mei, apakah keburu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke ada beberapa kemungkinan nih, contohnya gini ya (ibarat kamu dapat ijazah 30 Mei 2020):
      1. Tanpa gap year: kamu harus sudah punya sertifikat min. B1 ketika lulus SMA, langsung terjemahin dokumen dan kirim berkas untuk WS 2020. Beberapa Studkol pendaftarannya tutup 15 Mei, tapi masih ada yang buka hingga Juni/Juli. Kelemahan: terlalu mepet, ntar pas sampe di Jerman bisa shock, ga bisa pamitan dan kangen2an sama keluarga/teman, cuman bisa daftar di beberapa studkol (karna cuman dikit yang buka pendaftaran sampe Juni/Juli), waktu belajar untuk persiapan tes masuk Studienkolleg terlalu mepet, beli tiket pesawat juga mahal karna mepet.
      2. Gap semester: ketika lulus usahain kamu langsung terjemahin dokumen. Lalu kamu masih ada waktu 6 bulan untuk perkuat bahasa Jermanmu dan belajar untuk Aufnahmetest (tes masuk Studienkolleg), bisa daftar ke banyak Studienkolleg. Nanti kamu masuknya kelas SS 2021. Kelemahan: Ketika lulus Studienkolleg biasanya kamu harus nunggu 1 Semester, karena beberapa jurusan kuliah hanya menerima mahasiswa baru untuk WS.
      3. Gap year: kamu bisa persiapan secara matang di Indonesia dan bisa matengin bahasa Jermanmu sampe tingkat B2. Nah kalo gap year berarti kamu masuknya kelas WS 2021 dan ketika lulus Studkol bisa langsung kuliah. Kelemahan: kalo kamu gagal tes masuk di semua Studienkolleg, berarti kamu baru bisa masuk kelas SS 2022, alias "ngaret" 1,5 tahun dari yang seharusnya.
      *Ket.: SS (Sommersemester - kuliah mulai Maret/April), WS (Wintersemester - kuliah mulai September/Oktober).

      Hapus
    2. Mayoritas pada ambil kemungkinan ke-2 sih, alias gap semester. Aku secara pribadi ambil kemungkinan ke-3 karna beberapa alasan pribadi. Contohnya di Stk. Nordhausen, anak Indo yang masuk kelas SS ada belasan, sedangkan yang masuk WS cuman maksimal lima. Semua ada plus-minusnya dan tiap orang punya waktu dan jalannya masing2 kok. Semangat :)

      Hapus
  10. Kak, aku juga dapet kasus yang sama nih, jadi aku telat buat bikin termin visa, padahal udah daftar juga. Aku mau nanya kak, terus buat pembatalannya gimana? trus visanya tetep diproses walaupun mepet dengan Anp?
    makasihh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asalkan sudah bikin jadwal dan dokumen lengkap, visa bakal tetep diproses kok. Ada baiknya kalo kamu gabisa ikut ANP, kirim E-Mail ke Studkolnya (walau ga gitu penting sih, cuman biar sopan aja). Intinya kamu daftar ke banyak Studkol kan ya? Seandainya visa ga tepat waktu masih ada Studkol lain. Semangat :)

      Hapus
  11. Haloo kak mau tanya untuk apply ke STK Anhalt itu apa kita perlu apply ke UNi-Assist untuk apply ke UNI , karena di poing requirementnya kan mereka minta " formal application/ reservation to university" Boleh bantu dijelaskan gak ini jadi kirimnya dua kali apa gmna yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Stk. Anhalt gaperlu pake Uni-Assist. Langsung kirim dokumen lengkapnya via pos.

      Hapus
  12. Kak bukunya beli dimana?,sama tolong email saya dibalas kak

    BalasHapus
  13. Mau tanya pilih Stk apa perlu dikota yg sm dng fh

    BalasHapus
  14. mau tanya kak, klo Studkol tanpa nilai UN ada ga?
    saya lulusan Gontor tidak ada UN soalnya, kebetulan saya
    januari mau apply visa aupair, itung2 buat persiapan studkol
    setelah aupair/FSJ tahun depannya

    dan mungkin minta solusi yang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dokumen yang diperlukan nilai rapor kelas 3 SMA, ijazah, dan SKHUN. Tapi kalau sekolahmu tidak memakai kurikulum nasional, kamu bisa pakai ijazah A-Level atau IB sebagai pengganti SKHUN. Memangnya sekolahmu pakai kurikulum apa?

      Hapus
  15. Kak, numpang nanya nih.
    Dokumen2 utk termin visa itu, kan hampir semua jumlahnya 2 doang ya. Nah, itu mksudnya 2 secara keseluruhan atau per set? Jd klo mslnya per set, brarti butuhnya 4 dong, krna kan dibutuhin 2 rangkap? Danke im Voraus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru balas. Itu maksudnya 2 rangkap secara keseluruhan. Karna yang rangkap pertama buat dokumen kedutaan, lalu rangkap kedua bakal dikirim ke jerman oleh pihak kedutaan.

      Hapus
  16. Halo kak, saya mau tanya. Untuk surat motivasi apakah harus menggunakan bahasa Jerman juga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, sebenarnya boleh dalam bahasa Inggris juga. Tapi si pemeriksa pasti lebih prefeer kalo kamu pake bahasa Jerman. Toh tujuanmu kuliah di Jerman, jadi apa salahnya berusaha nulis dalam bahasa Jerman. Nanti di kuliah juga pakai bahasa Jerman full. Jangan takut salah2 nulis, justru kamu bisa belajar dari kesalahan itu. Oke, semangat :)

      Hapus
  17. Makasih banyak ka, sangat membantu, skrg baru les A1 hampir beres, ka...dokumen untuk daftar Studenkolleg apa aja ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru jawab.
      1. Ijazah SMA + terjemahan
      2. Rapot kelas 12 + terjemahan
      3. SKHUN + terjemahan (khusus lulusan sebelum tahun 2020)
      4. Sertifikat bahasa Jerman (min. B1, disarankan B2)
      5. CV dalam bahasa Jerman/Inggris
      6. Motivationsschreiben (surat motivasi) dalam bahasa Jerman/Inggris

      Hapus
  18. Ka izin tanya, kira" waktu aufnameprüfung brp bulan setelah pemasukan dokumen ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu tergantung Studkolnya. Biasanya 1-2 bulan setelah penutupan pendaftaran (Bewerbungsfrist). Bisa dicek di website masing-masing Studkol.

      Hapus
    2. Makasih ka, trus kalo sementara studkol bisa tinggal di stw nggak ?

      Hapus
    3. Saat studkol boleh tinggal di stw kok. Tapi kusaranin ketika kamu udah dapat Zulassung, kamu mesti langsung daftar online ke semua stw tujuanmu. Karna waiting listnya panjang banget biasanya.

      Hapus
  19. halo frans, Saat ini saya tengah berkuliah di bandung dan berada di semester dua. Apakah saya tetap harus apply ke studkol terlebih dahulu? atau Langsung apply ke Uni? Mohon penjelasannya kawan. Trimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, kalau ada kerjasama antar Univ, 2 Smt. pertamamu bisa dihitung sebagai Studkol. Seandainya ada pun kamu harus punya sertifikat TestDaf atau DSH2 atau Goethe C2 atau telc C1. Tapi kalau tidak ada kerjasama ya harus ikut Studkol dulu. Kemungkinan lain selain Studkol kamu bisa pakai ijazah A-Level, tapi tetap harus punya sertifikat bahasa seperti yang disebutkan di awal.

      Hapus
  20. Halo kak, taun ini WS 2020 aku mau masuk studkol. Aku ada 4 pertanyaan..

    1. Apa ada kuota untuk studkol gak ya? Misalnya, taun ini yg diterima maksimal 5 murid indo, yang dibanyakin murid vietnam. Terus taun depan diperbanyak murid indonya...
    2. Kalo aku masuk WS 2020, ntar Feststellungsprüfung nya kan juli 2021.. apakah keburu untuk daftar kuliah WS 2021? Soalnya aku cek, kebanyakan Uni tutup pendaftaran pas 15 Juli.
    3. Apa ada yang namanya Studkol favorit? Kalau ada, menurut kakak yang mana...
    4. Soal-soal untuk Aufnahmeprüfungen, terutama C-test, penilaiannya itu kurang satu kata aja salah gitu kak?

    Auf Ihre Antwort freue ich mich ! Viel Gluck übrigens bei Ihrem Studium!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, oke kucoba jawab ya:
      1. Tergantung Studkolnya. Ada yang pake kuota, contohnya di Nordie tiap WS anak Indo yang keterima kurang dari 10, tapi kalo SS bisa belasan. Lalu ada yang passing grade, contohnya Hannover, selama nilai ANP di atas passing gradi bisa masuk. Untuk detail tiap Studkol aku kurang tau.
      2. Keburu. Jadwal FSP Studkol udah disesuaikan sama Bewerbungsfrist Uni. Asalkan habis dapat Zeugnis kamu mesti langsung gerak ceoat buat daftar2.
      3. Ga ada! Orang Jerman gapeduli ranking. Bahkan Uni Jerman yang masuk 100 besar Uni terbaik dunia kurang dari 5. Quote: Di mana pun emas berada, dia akan tetap emas.
      4. Kalau c-test, tiap salah 1 huruf aja dikurangin kok nilainya. Salah huruf besar/kecil juga dikurangin nilainya. Wkwkk

      Viel Erfolg!!!

      Hapus
  21. Hallo ka, kalau misal aku udah lulus dari univ aku skrg yg di indonesia, apakah kalau mau lanjut cari scholarship ke german harus lanjut ke studkol dulu? Atau gmn ka? Makasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selama udah S1 ya tidak perlu Studkol lagi. Tapi untuk lanjut studi tetap perlu sertifikat Bahasa Jerman minimal setara C1/C2 (bisa DSH, TestDaf, Goethe-Zertifikat, atau Telc).

      Hapus
  22. Misi kak, ingin tanya. Saya mau daftar ke FSU Jena, tapi masih bingung soal 'certified copies' yang harus dikirim, kalau saya sudah punya certified copy utk B2 dari Goethe-Institutnya sendiri, apakah masih harus minta legalisir dari kedutaan Jerman lagi? Danke :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak perlu legalisir dari kedutaan lagi kok, karena Goethe-Institut lembaga resmi Jerman.

      Hapus
  23. kak mau tanya, daftar stk itu lewat uni terus di arahkan ke stk, apa langsung aja ke stk nya? terus lulusan tahun 2020 ini tidak ada UN apakah bisa pakai ijazah saja tanpa Skhun?

    BalasHapus
  24. Daftar Stk. ada 2 metode: (1) lewat uni-assist dan (2) lewat universitas di Bundesland yang sama dengan Studkol tujuanmu (bukan daftar langsung ke studkolnya). Untuk kebijakan terbaru sepertinya masih dalam proses peralihan, seharusnya mulai angkatan 2020 bisa daftar tanpa SKHUN. Untuk yang lulusnya sebelum tahun 2020 ya tetap harus pakai SKHUN.

    BalasHapus
  25. Iya benar bahwa banyak sekali program beasiswa untuk tingkat master (S2) dan doktoral (S3).

    Servus Kak, pinggin tahu peluang biasiswa utk s3??

    Danke im Voraus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Servus, kalo S3 di Jerman biasanya kerjain proyek dari Uni dan bahkan dibayar. Sistemnya di sini cari Professor, lalu langsung kontak dengan beliau. Syaratnya ya bahasa Jerman min. C1 atau setidaknya TOEFL (tergantung si Profnya mau bimbing dalam bahasa inggris ga).

      Hapus

  26. Mhn info...apakah ktk daftar program studi yg hendak diambil dg studienkolleg bs bersamaan? Atau ambil studienkolleg dl 1 thn br bs daftar prodi yg diinginkan? Alias ktk brkt ke jerman blm ada kepastian mau kuliah di mana. Trmkh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi kamu daftar ke kampus atau uni-assist sesuai jurusan yang kamu inginkan, lalu oleh pihak kampus kamu akan otomatis diarahkan ke Studienkolleg di Kurs yang sesuai dengan jurusanmu. Nanti setelah lulus Studienkolleg, kamu mesti daftar lagi dari awal ke kampus. Selama jurusanmu non-NC (kursi terbatas), bisa dipastikan akan diterima.

      Hapus
    2. N.b. Setelah lulus Studienkolleg tidak harus masuk ke jurusan yang awal kamu daftar kok. Boleh ganti jurusan dan kampus lain asalkan sesuai dengan Kurs-mu pas Stk.

      Hapus
  27. Misi kak, mau tanya itu kakak apply di hs anhalt köthen syaratnya kan ada disuruh melampirkan 'transcript of record' itu rapor kan kak? Jadi kalo di hs anhalt harus rapor kelas 10 sampai 12 ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rapot (kelas 12 aja) + ijazah + skhun (lulusan sebelum tahun 2020). Dalam bahasa Indo + terjemahan Jermannya ya, lalu udah dilegalisiasi oleh sekolah (yang indo) dan penerjemah tersumpah (yang jerman).

      Hapus
    2. Jadi "transcript of record" yg diminta hs anhalt itu untuk siswa indonesia berarti rapornya yg kls 12 aja ya. Bingung soalnya biasa kan transcript of record itu kan secara keseluruhan.

      Hapus
    3. Itu di web stk anhalt bagian 'application' dibilangnya syaratnya melampirkan 'transcript of records'
      Itu maksudnya rapor kan? Kelas 12 aja berarti kak? Saya pikir transcript of record itu scr keseluruhan dr kleas 10 sampai 12
      Makasih kak

      Hapus
  28. halo ka, mau tanya kalo utk studkol itu pas kita di indonesia kan ya, blm di jermanya?

    BalasHapus
  29. Anak saya ingin melanjutkan studi ke jerman, saat ini sedang kelas 12, ada beberapa hal yg mau saya tanyakan mengenai biaya2 yg hrs dipersiapkan:
    1. Dana yang sebesar € 10.236 itu harus mengendap/di blok terus atau bisa digunakan untuk biaya hidup disana?
    Atau setiap bulan saya masih harus menyiapkan dana utk biaya hidup disana?
    2. Pada saat studienkolleg, apakah diperbolehkan untuk bekerja part time? Karena ada informasi bahwa selama studienkolleg tidak boleh bekerja.

    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Deposit €10.236 itu memang dipakai untuk biaya hidup min. 1 tahun (kalau hemat ya bisa lebih). Nah tiap perpanjang visa harus ada uang sejumlah itu di akun bank anak bapak.
      2. Ini tergantung kebijakan negara bagian. Kalau selama liburan sih pasti boleh.

      Hapus
  30. Terima kasih informasinya kak sangat menginspirasi. Kalau boleh tahu belajarnya berapa jam ya sehari untuk ngejar A1-B1 dalam 3 bulan? Dan juga kalau ada tips2 lain boleh sharing hehehe...soalnya saya juga ingin belajar sendiri sampai setidaknya B1 untuk hemat biaya. Vielen dank!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu itu saya ngambil gap year, sehari belajar bahasa Jerman 7-8 jam. Tipsnya ya pake beberapa buku, nonton youtube dalam bahasa jerman, dengerin lagu2 jerman, nonton film dalam bahasa jerman, banyak latihan ngomong sama diri sendiri (kalo ada temen jauh lebih baik), lalu latihan nulis2. Semangat!

      Hapus
  31. Maaf kak... jika sekolah saya tidak mengadakan UN dan tidak mengeluarkan SKHUN, apakah masih bisa tetap mendaftar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan meski 2020 ga ada un tetap dapat skhu kan? Tapi namanya jadi SKL

      Hapus
    2. Bukannya SKL hanya berlaku sampai ijazah diterbitkan ya?

      Hapus
  32. Halo Kak Fransiskus... Sukses dan sehat selalu.. terima kasih banyak atas informasinya yg sangat detail dan bermanfaat, saya ingin minta info bagaimana cara daftar ke Studienkollegnya kalau sdh ada kak. Terima kasih banyak

    BalasHapus
  33. Kak, bole tanya apakah Surat pemberitahuan terakhir Uni-assist ataupun Vorprüfungsdokumentation (VPD) beneran bisa digunakan untuk menggantikan Einladung dari Studienkolleg untuk Aufnahmeprüfung? Mohon informasinya kak, beberapa hari lagi sudah Termin visa aku dan belum dapat Einladung karena situasi corona sekarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, sebenarnya perlu Zulassung dari Studkol, karna nanti dari pihak kedubes akan mengirimkan ke ABH lokasi Studkolmu. Coba kamu kirim E-Mail ke Studkol yang kamu tuju dan tanya apakah dokumen2mu sudah mereka terima. Nanti jawaban E-Mail dari Studkol tujuanmu bisa dilampirkan sebagai surat korespondensi. Mungkin pihak kedubes bisa cari solusi mengingat kondisi terkini yang cukup menyulitkan. Gausah dibatalkan Terminnya, nanti repot kalau mau cari Termin baru.

      Hapus
  34. Halo ka, saya sekarang sedang mempersiapkan diri dengan belajar untuk Aufnahmeprüfung. Saya penasaran, dulu kaka belajar dari mana atau menggunakan buku apa ya? Terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, dulu aku belajar dari Musterbeispiele masing2 Stk., aku pernah post soal2 Aufnahmeprüfung di blog ini kok, coba kamu cari aja. Lalu aku juga latihan C-Test dari berbagai macam website dan buku2, contohnya "Mut zur Lücke", dia ada 2 buku. Untuk matematika aku nonton di youtube channelnya "Mathe - simpleclub" dan "Mathe Vorkurs Jörn Loviscach". Viel Erfolg für deine Aufnahmeprüfung!

      Hapus
  35. Hai kak, aku kan baru mulai belajar bahasa jerman, aku boleh minta saran untuk belajar bahasa jerman buat pemula kak dan boleh aku tau dimana ya aku bisa cari ebook yang kakak sebutkan di atas? Terimakasih kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk yang benar2 pemula aku saranin belajar dari YouTube sih (list channelnya ada di bacaan). Lalu beli buku A1 (yang terbaru setauku namanya Netzwerk), ada banyak di OlShop. Kalo kamu bukan tipe yang bisa belajar sendiri, aku saranin cari guru les atau pergi ke kursus bahasa. Semangat!

      Hapus
    2. Buku A1 itu kita dapetin materi dan latihan soal nya juga ya kak dan untuk harga nya sekitar berapaan ya kak? Aku mau les kak tapi belum ada biaya. Aku rencana nya mau cari temen yang lagi belajar bahasa Jerman juga tapi belum ketemu kak. Danke schön kak Frans.

      Hapus
  36. Halo kak, terima kasih banyak untuk artikel ini. Sangat membantu sekalii, jadi baru tahu kalau rapor yang dibutuhkan itu hanya rapor kelas 12.

    BalasHapus
  37. Halo kak mau tanya, ketika test masuk studkol waktu itu untuk tempa tinggalnya bagaimana ya? Lalu kalau test di berbagai tempat, apakah pindah-pindah tempat tinggal juga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa sewa kamar sementara untuk 1-3 bulan di Airbnb atau Monteurzimmer. Kalau tes di kota lain biasanya PPI setempat menyediakan tempat menginap untuk 1-2 malam. Untuk menghemat biaya transportasi kamu perginya bisa naik Flixbus atau pakai Länder-Ticket atau Quer-durchs-Land-Ticket.

      Hapus
  38. halo ka, untuk pendaftaran studienkolleg itu bayar ga ya? kalo iya, berapa ka? terus kalo mau daftar di 5 studienkolleg berbeda misalnya, berarti harus bayar 5 kali ya ka?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada biaya pendaftarannya. Di atas sudah aku jelasin, mungkin harganya sudah berubah. Kamu bisa cek di websitenya Uni-Assist. Untuk Uni yang pendaftarannya direkt bisa langsung dicek di web Uni/Studkol-nya.

      Hapus
  39. Hallo kak, thank you untuk artikelnya. Aku ada beberapa pertanyaan nih.
    1. Untuk ambil Zertifikat Goethe boleh info latihan-latihanya dari mana aja?
    2. Ada tipsnya gak untuk bikin termin saat ajuin visa? Misal kita udah daftar Studienkolleg dan sudah menunggu Zulassungnya beberapa waktu, terus kita bisa mulai buat janjian termin pengajuan visa dulu biar nanti waktu tunggunya tidak terlalu lama atau lebih baik tunggu sampe bener2 dapet Zulassung baru bikin janjian termin utk pengajuan visanya?
    3. Untuk terjemahan dan legalisasi ini hanya untuk raport dan ijazah ya? Berarti kalau udh di atas 18 tahun tidak perlu menerjemahkan dan legalisasi akte juga? Atau ada beberapa dokumen lain yang juga harus diterjemahkan dan dilegalisai?
    Thank you, semoga bisa dijawab.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Kara, thanks udah baca blogku. Mungkin ini bisa membantu:
      (1) Di internet banyak kok. Coba cari goethe Modellsatz / Modellprüfung / Modelltest / Übungsmaterialien.
      (2) Sebisa mungkin paling lambat 2-3 bulan sebelum keberangkatan sudah dapat Termin untuk pengajuan visa. Buat janjinya sebelum dapat Zulassung bisa kok. Biasanya kamu bakal dapat Zulassungnya sekitar 2-3 bulan sebelum tanggal Aufnahmeprüfung.
      (3) Iya, cukup rapot kelas 12 dan ijazah SMA saja. Kalau kamu sudah di atas 18 tahun tidak perlu menerjemahkan akta kelahiran, kecuali kalau kamu dalam waktu dekat akan menikah dengan orang jerman wkwkk

      Hapus

Posting Komentar